Hello Everybody…
Hello blogger…
Selamat … (isi
sesuai waktu Anda ketika membaca
postingan ini) dan S7 untuk kita semua…
Saling menghormati
satu sama lain amat diperlukan dalam kehidupan “Berbangsa Dan Bernegara” dengan masyarakat yang notabene adalah
manusia, begitu pula dengan hewan (apa sih??!! Nggak nyambung coba…). Langsung
aja ke permasalahan… Kebanyakan orang “pasti” memiliki rasa takut dengan
hal-hal tertentu selain dengan Tuhan Yang Maha Kuasa (maaf banget bagi yang
Atheis, ya?? Hehhee…) dan rasa takut itu sangatlah lumrah karena Tuhan telah
menciptakan rasa takut itu sendiri untuk manusia (bingung?? PEGANGAN!! Hehehe…).
Rasa takut
terhadap sesuatu itu dalam dunia ilmu pengetahuan biasa disebut “Phobia” (baca: fobia, po’bia’, kok
dia??, hobi ya?? lho??)
Dan ini lah kata Pakde Wiki mengenai Fobia/Phobia…
“Fobia adalah
rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu
sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman
sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan
seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara
seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa
lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang
pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan
mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus
dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah
suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang
sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan
sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi
akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut
dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis)
yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara
otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling
mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada
keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi
menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali
ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang
terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat.
Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus
untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi
semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari
jenis jenis hambatan sukses lainnya.”
Cukup memusingkan
dan sulit diterima otak (banyak banget tulisannya..). Nah, kali ini gue mau
sedikit sharing dengan kalian tentang rasa takut segan gue terhadap salah satu insekta (kalo nggak salah) yang
bernama “LABA-LABA”.
Berawal dari waktu
gue masih kecil, gue dan Abang gue yang bernama Shindu Andrea Bhakti adalah gamer-gamer tulen yang mendapatkan gen
dari Bokap yang juga seorang Gamer (apa iya?? Hehehe… lain kali bakal gue ceritain
tentang bokap gue yang seorang Gamer… kok nggak nyambung ya??... Lanjut!!).
Suatu malam, gue, Abang gue, dan Bokap lagi begadang maenin Sega Genesis yang baru aja dibeli waktu
itu. Namun, karena keterbatasan energi fisik gue yang waktu itu baru masuk eSDe, gue pun ketiduran tergeletak di
depan TV bersama abang dan bokap gue yang masih asik nge-Game.
Si Hafizh (gue)
kecil pun telah terbuai dalam mimpi indahnya ketika tiba-tiba seekor hewan mengerikan
yang berkaki dan bermata delapan itu lewat dan hinggap di badan gue yang waktu
itu lagi tidur terlentang dengan mulut sedikit ternganga dan mengeluarkan
cairan yang biasa disebut ILER (iyuh… hehehe…).
Mungkin kalian
agak bingung darimana gue bisa tahu kalo ntu eight-legged-terror hinggap di badan si Bakal Calon Orang Ganteng
Se-Dunia (#plak!). Jadi, keesokan paginya ketika bangun dari tidur, langsung
dengan antusiasnya Abang gue bercerita tentang kejadian yang dia saksikan malam
itu ke gue yang masih setengah sadar karena baru bangun tidur. Nah, otak gue
yang cukup imajinatif dan cukup berdaya visual tinggi langsung membayangkan apa
yang dia ceritain.
Abang gue bilang
begini, “Eh, Pis… tadi malem ntu di badanmu ada Laba-laba GEDE BANGET seTELAPAK TANGANmu,
WARNAnya ITEM KECOKLAT-COKLATAN, pokoknya ngeri deh… hiiii… mana sempet
jalan-jalan di MUKA mu juga…”. Alangkah
mengerikannya SCENE yang gue
bayangin waktu itu dan mendengar hal itu gue pun SHOCK dan jadi takut SEGAN
banget sama yang namanya “LABA-LABA”.
Brrrr… Just
sharing, hadapi ketakutanmu, kalo nggak kuat lambaikan tangan ke KAMERA dan tim MASIH DUNIA LAIN akan langsung menuju lokasi Uji Nyali (lho??). Sekian dulu dari gue… part 2 menyusul… :D
SALAM HAFIZHOMNIA